Lembaga Teater Perempuan (LTP) M.A.S. Yogyakarta bekerjasama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, dan Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Angkatan’49 mempersembahkan Pementasan Teater Musikal PUSARAN CINTA (A Streetcar Named Desire) Karya Tennessee Williams. Terjemahan oleh Toto Sudarto Bachtiar, dengan Sutradara Prof. Dr. Yudiaryani, M.A dan Astrada Bambang Wartoyo. Pementasan bertempat di Gedung Balai Sarbini, Plaza Semanggi, Jakarta pada hari Jumat dan Sabtu, tanggal 6 dan 7 Maret 2020 jam 19.30-22.00 WIB.

Tentang A Streetcar Named Desire  (PUSARAN CINTA)

Pertunjukan PUSARAN CINTA merupakan tafsir baru dari naskah aslinya yang berjudul A Streetcar Named Desire karya Tennessee Williams, penulis drama Amerika.

A Streetcar Named Desire merupakan karya terbesar Tennessee Williams yang berhasil memenangkan hadiah Pulitzer untuk sastra Drama dan dimainkan di panggung Broadway US sepanjang dua tahun tanpa henti.

Naskah ini menunjukkan adanya pertentangan antara nilai tradisi dunia lama (Eropa) dengan nilai dunia baru(Amerika).

Pertentangan pemikiran terjadi antara keanggunan melawan agresivitas dan materialisme. Konflik kejiwaan yang terjadi antara individu dan lingkungannya, antara individu dengan pikirn-pikirannya sendiri, dengan harapan dan fantasi-fantasinya.

Apa relevansi teater musikal PUSARAN CINTA dengan masyarakat penonton di Indonesia

  1. Pertunjukan teater musikal PUSARAN CINTA menjadi potret kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Ada relasi struktur masyarakat yang kuat antara cerita dengan kehidupan masyarakat di Indonesia, yaitu perjuangan hidup masyarakat pinggiran dan perjuangan hidup perempuan .
  2. Indonesia sebagai negara yang sedang membangun memiliki dampak psikologis dan sosiologis bagi kehidupan masyarakat. Sistem materialisme, kapitalisme, dan individualisme khas masyarakat maju dan metropolitan mengubah pula cara berpikir, bangunan mental dan sikap, serta nilai-nilai keyakinan keseharian masyarakat di Indonesia. Dampaknya, terjadi ketegangan antara kaya dan miskin, terdidik dan tak terdidik, diskriminasi kerja antara laki-laki dan perempuan

Apa pesan dan nilai teater musikal PUSARAN CINTA bagi Ketahanan Budaya dan Nasional

  1. Penguatan ketahanan budaya. Pembagunan di Indonesia membuat banyak penduduk daerah bermigrasi ke kota-kota besar. Mereka lah masyarakat urban. Mereka tinggal di pinggiran kota. Mereka mampu menghidupi daerah pinggiran dengan gaya hidup khas urban. Jika di Amerika muncul musik rock n roll, blues, dan jazz sebagai ciri khas mayarakat urban, di Indonesia muncul jenis musik balada, musik dangdut, dan beragam musik tradisional lainnya. Bahkan muncul kreativitas musik baru yang menafsir kembali musik jazz dengan menggabungkan dengan berbagai genre musik tradisional. Inilah ketahanan budaya.
  2. Perjuangan kesetaraan jender. Pertunjukan teater musikal PUSARAN CINTA merupakan wujud perjuangan dan ketangguhan sosok perempuan menuntut hak-hak azasinya untuk setara di wilayah publik di mana selama ini laki-laki sebagai penguasa tunggal. Dalam struktur patriarki, perempuan selalu terpinggirkan,
  3. Pengembangan seni multikultur. Pertunjukan teater musikal PUSARAN CINTA, sebagai wujud teater modern di Indonesia masa kini, merepresentasikan masyarakat Indonesia yang multikultur dan multilingual.
  4. Pembaruan panggung seni pertunjukan. Perubahan bentuk pertunjukan yang semula berbasis realisme menjadi postrealisme. Pertunjukan teater musikal PUSARAN CINTA menampilkan gaya seni pertujukan kolaborasi, yaitu teater, tari, dan musik serta seni rupa pertunjukan