- 16 November 2011
- Posted by: redaksi
- Category: Berita dan info

US – INDONESIA HIGHER EDUCATION SUMMIT | WASHINGTON DC, 29 OKT – 3 NOV 2011. Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta sebagai salah satu wakil perguruan tinggi seni, selain ISI Denpasar menjadi salah satu peserta dalam US – Indonesia Higher Education Summit yang diadakan atas kolaborasi Pemerintah Indonesia dalam hal ini Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dengan Department of Education Amerika Serikat. Higher Education Summit yang dihadiri oleh rektor dan direktur dari 25 perguruan tinggi negri maupun swasta serta politeknik di Indonesia itu intinya adalah untuk semakin meningkatkan kerjasama dalam bidang pendidikan, inovasi-riset, seni-budaya, penerapan Community College dan memperbesar jumlah mahasiswa, dosen, peneliti, maupun seniman Amerika ke Indonesia maupun sebaliknya.
Agenda Program Summit itu sendiri terbagi menjadi beberapa bagian seperti Teacher Preparation, Community College & Vocational Education, Innovation and Research, dan Governance of Higher Education. Khusus untuk ide Community College, Amerika Serikat ingin mempopulerkannya di Indonesia. Adapun di Indonesia sendiri, Community College mempunyai beberapa kemiripan dengan Politeknik, tetapi tentu ada beberapa hal yang berbeda. Di As, Community College dirancang untuk memnuhi kebutuhan industri, sehingga lokasinya pun kebanyakan dekat denga kawasan industri. Setelah mahasiswa lulus, biasanya bisa langsung terserap ke industri-industri terkait tersebut. Selain itu rombongan juga melakukan beberapa kunjungan ke universitas di Amerika Serikat seperti John Hopkins Medical School, University of Maryland dan American University. Dari ketiga universitas tersebut, University of Marylandlah yang mempunyai keterkaitan khusus dengan ISI karena mereka juga mempunyai Departmen of Art yang cukup kuat.
Selain di Washington DC dan sekitarnya, Rektor ISI yang berangkat bersama ketua Unit of International Affairs ISI Yogyakarta, Alvi Lufiani, M.F.A juga melakukan kunjungan ke kota New York yang ditempuh selama sekitar empat jam perjalanan darat. Di New York, mereka mengunjungi New York University (NYU), karena universitas tersebut juga mempunyai Department of Performing dan Visual Arts yang cukup kuat. Pada kesempatan tersebut, Rektor bersama ketua U2I melihat-lihat berbagai fasilitas yang ada, seperti perpustakaan, studio tari, studio seni rupa, panggung teater maupun dormitory atau asrama mahasiswa. Selain NYU, mereka juga berkesempatan melihat koleksi yang luar biasa dari MET (Metropolitan Museum of Art). Museum tersebut memiliki jutaan koleksi dari berbagai belahan dunia, baik dari jaman sejarah awal sampai modern awal. Dari Indonesia diwakili oleh ukiran-ukiran khas Papua, Batak, Toraja maupun perhiasan kuno dari Flores/Nusa Tenggara Timur. Kunjungan ke MET sungguh merupakan pengalaman visual yang sangat berharga, sekaligus belajar bagaimana mengelola penataan atau display karya sehingga menarik untuk dilihat. Dari MET, Rektor dan ketua U2I juga mengunjungi Highland,yaitu sebuah park atau taman yang terletak diatas jembatan. Idenya berasal dari bagaimana memanfaatkan bekas rel kereta atau subway yang sudah tidak terpakai atau terbengkalai, sehingga menjadi taman yang indah dan banyak dikunjungi masyarakat. Highland begitu unik, karena letaknya yang diatas jembatan,sehingga orang yang menontonpun dapat menyaksikat pemandangan yang ada dibawahnya, seperti kesibukan kora dan gedung-gedung maupun apartment bertingkat. Pada saat musim panas atau summer, Highland ini menjadi pusat ekonomi rakyat karena banyak orang yang berjualan makanan minuman, dan wargapun memanfaatkan waktu luang mereka dengan bersantai di lokasi tersebut. Ide cerdas dan kreatif ini patut ditiru oleh pemerintah daerah di Indonesia yang mempunyai lokasi yang terabaikan dan tidak terawat menjadi berdaya guna dan bernilai ekonomis.



