- 23 October 2017
- Posted by: hoho
- Categories: Agenda, Berita dan info, Pertunjukan

JIAF (Jogja Internasional Arts Festival) adalah festival milik ISI Yogyakarta yang digagas oleh Martinus Miroto, Agnes Widyasmoro, dan Rina Martiara berdasarkan skeme Penelitian, Penciptaan dan Penyajian Seni dari Kemenristekdikti. JIAF adalah forum kreatif, ajang eksistensi seni, dan ruang silaturahmi budaya berbasis lokalitas daerah yang menyelenggarakan kegiatan seni pertunjukan, seni rupa, dan seni media rekam dalam kesejajaran. JIAF akan dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2017 bertempat di depan Gedung Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta.
Gagasan penciptaan festival internasional ini merupakan bagian dari respons zaman informasi, yakni era keterbukaan pergaulan antarmanusia sehingga menjadi internasional merupakan hal yang lumrah. Dari waktu ke waktu, seniman hasil pendidikan formal semakin bertambah jumlahnya, namun wadah unjuk karya sangat terbatas. Berbagai festival di Indonesia seperti Art Summit Indonesia, Indonesian Dance Festival, Festival Kesenian Yogyakarta, dan festival lainnya belum mampu menampung karya kreator muda yang semakin besar jumlahnya.
Ketimpangan antara jumlah praktisi seni dan ketersediaan ruang unjuk karya menimbulkan permasalahan tersendiri seperti tidak tersalurkannya ekspresi seni, hilangnya gairah berkarya, hilangnya kepercayaan hidup sebagai seniman, pengangguran, dan sebagainya. Kurangnya wadah unjuk karya juga berdampak pada minimnya informasi tentang kiprah seniman lulusan akademik, Situasi ini krusial, jika dibiarkan dapat menimbulkan persoalan lebih besar, yakni terkikisnya nilai-nilai kesenian, kebudayaan, kemanusiaan, dan martabat bangsa.
Festival internasional ini akan bermanfaaat bagi stakeholders, yakni pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan terhadap festival yang mencakup pihak internal dan eksternal. Pihak internal mencakup civitas akademika ISI Yogyakarta, dewan kurator, pengurus, peserta, dan pekerja seni/manajemen festival. Sedangkan stakeholder eksternal antara lain penonton, penyandang dana/sponsor, pemerintah (dinas kebudayaan), dewan kesenian, media, dan sebagainya. Manfaat festival sangat luas yang mencakup aspek ekonomi, sosial, politik, ekonomi, seni, dan pendidikan.
Penyelenggaraan JIAF diusulkan selama 3 tahun yang dimulai pada tahun 2017. Pada penyelenggaraan tahun pertama difokuskan pada pembangunan stakeholder internal dengan mengutamakan pembangunan sumberdaya manusia pekerja festival. Pada tahun kedua, festival mengembangkan faktor eksternal yang mencakup dukungan pada tingkat nasional. Sedangkan pada tahun ketiga pembangunan stakeholders internasional. Setelah tahun ketiga, JIAF diharapkan dapat tetap terselenggara secara mandiri dengan dukungan stakeholder lokal, nasional, dan internasional.
Penelitian penciptaan JIAF menggunakan metode riset artistik yang menghasilkan karya festival dan karya ilmiah berbentuk artikel, buku ajar, dan laporan. JIAF mengeksplorasi berbagai kegiatan kesenian mencakup bidang seni pertunjukan, seni rupa, seni media rekam, dan digital arts. Penyelenggaraan JIAF berpusat di kampus ISI Yogyakarta dan berkolaborasi dengan kelompok kesenian di masyarakat, lembaga pemerintah, dan pihak lain yang terkait. Bentuk kegiatan mencakup seminar, workshop, pentas, pameran, tayangan, eksperimen, kompetisi, dan residensi. Peserta festival terbuka untuk kalangan akademis (S-1, S-2, S-3) maupun profesional dengan sajian genre seni tradisional (rakyat dan kraton), pop, dan kontemporer.
(oleh Dr. Martinus Miroto, M.F.A., Agnes Widyasmoro, M.A., dan Dr. Rina Martiara)
Silahkan unduh [Download not found]