Dua Dosen ISI Yogyakarta menjadi Juri Gelar Potensi Rintisan Kalurahan Budaya 2021

Dua Dosen ISI Yogyakarta menjadi Juri Gelar Potensi Rintisan Kalurahan Budaya 2021

 Di Taman  Budaya Gunungkidul 20 November -23 November 2021

Gelar Potensi Rintisan Kelurahan  Budaya adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan  sebagai upaya tolok ukur untuk mengetahui potensi yang dimiliki  kalurahan dan digunakan sebagai evaluasi pengembangan Kalurahan Rintisan  Budaya. Gelar Potensi Rintisan Kalurahan Budaya Tahun 2021 diikuti oleh 22 Kalurahan Rintisan Budaya  yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Potensi yang wajib dimiliki oleh Kalurahan  Budaya  adalah:

  1. Adat dan Tradisi
  2. Kesenian dan Permainan Tradisional
  3. Bahasa , Sastra dan Aksara
  4. Kerajinan, Kuliner  dan Pengobatan Tradisional
  5. Tata ruang dan Arsitektur Tradisional

Kalurahan Rintisan Budaya harus menyajikan dan mengemas kelima unsur tersebut dalam Gelar Potensi  Kalurahan  Budaya.

Maksud dan tujuan dari program ini adalah, menggali potensi local, penguatan nilai-nilai kearifan local, mewariskan nilai-nilai kearifan local kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap potensi local ,memberi ruang ekspresi bagi pelaku seni budaya, meningkatkan kemampuan  dan pengelolaan menejemen seni  budaya. Dari 22 Kalurahan Budaya diambil 5 terbaik, cukup ketat persaingannya.

Dra. Daruni, M. Hum, dosen Jurusan Tari FSP ISI Yogyakarta, sudah tujuh tahun lalu membantu Dinas Kebudayaan DIY menjadi Juri Gelar Potensi , baik yang rintisan maupun yang sudah menjadi Kalurahan /Desa Budaya, begitu juga Drs, Gandung Djatmiko, M.Pd, dosen di prodi PSP,  mereka berdua tidak hanya menjadi Juri dalam Gelar Potensi , namun juga menjadi Juri Festival Upacara Adat yang diselenggarakan  Dinas Kebudayan DIY. Bahkan juga membantu seleksi calon pendamping  dan juga menjadi tim akreditasi kalurahan Budaya . Kedua dosen tersebut juga sering dipercaya menjadi juri dan juga  narasumber di berbagai acara di Dinas Kebudayaan Kulonprogo, Dinas Kebudayaan Gunungkidul dan juga Dinas Kebudayaan Bantul,

Dosen di sebuah perguruan Tinggi sudah sepantasnya berkontribusi membantu lembaga yang membutuhkan , dengan begitu terjadi kerja sama yang baik, karena sesungguhnya para dosen itu juga membutuhkan ruang bagi Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama unsur pengabdian masyarakat. Semua menyadari pentingnya networking dalam menjalin kerja sama, demi kemajuan seni budaya, pelestarian dan pewarisan budaya. Semua itu juga menjadi tanggungjawab Perguruan Tinggi Seni seperti ISI Yogyakarta.

(dok.Daruni)

Tim Juri dan MC