ASLi Nusantara (APRESIASI SINEMA LINGUA NUSANTARA) di FSMR ISI Yogyakarta

Dalam pandangan  Ki Hajar Dewantara pembangunan nasional adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kebudayaan daerah tersebut disatukan dalam bingkai Pancasila yang merupakan keseluruhan daya upaya Bangsa Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai negara berbudaya. Dimana bahasa daerah merupakan salah satu komponen kebudayaan di dalamnya.
Film sebagai perkembangan teknologi dari kemajuan zaman, adalah salah satu media yang paling efektif dalam merekam perubahan peradaban bangsa. Selain berperan pendokumentasian, film juga merupakan produk populer ditengah masyarakat yang berfungsi menyampaikan pesan untuk sebuah perubahan kearah perbaikan.
Apresiasi Sinema Lingua Nusantara (ASLi Nusantara) merupakan salah satu kegiatan Bidang Kemahasiswaan, Fakultas Seni Media Rekam, ISI Yogyakarta bekerja sama dengan Rumah Garuda diharapkan bisa berfungsi sebagai kegiatan yang bertujuan turut serta menjaga ketahanan kebudayaan nasional.  Melalui persyaratan utama menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa komunikasi dalam  film yang diikutsertakan.
Dasar Pemikiran kegiatan ini bertumpu pada beberapa hal, antara lain; Berkurangnya porsi muatan pelajaran bahasa daerah dalam kurikulum pendidikan tahun 2013. Minimnya apresiasi media dalam hal penerbitan dan tayangan yang menggunakan bahasa daerah. Serta budaya cosmopolis membuat pemuda sebagai generasi penerus mulai meninggalkan penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan dari kegiatan yang bertema: Sinema Berbahasa Daerah sebagai Penguat Ketahanan Budaya Bangsa ini adalah untuk melestarikan bahasa daerah sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia dan menumbuhkan kecintaan menggunakan bahasa daerah dalam keseharian. Sekaligus sebagai salah satu cara kampanye penggunaan bahasa daerah dalam format audio visual.
Jenis kegiatan yang dilaksanakan antara lain, Pemutaran karya film di beberapa kafe yakni: Selly coffee, Warmuz Garuda, Warung Mojo, Kampuz Jalanan, dan Radio Kafe EMC. Nantinya diharapkan audiens pengunjung Kafe bisa bertindak sebagai apresiator dan memberi skor pada keseluruhan film yang diputar dari tanggal 20 – 26 Oktober 2013.
Rangkaian acara ditutup dengan seminar yang mengudang nara sumber Arturo Gp seorang praktisi film dan juri FFI serta Joni Ariadinata seorang penulis dan pemred majalah Horizon. Dalam acara penutup ini akan diserahkan tropi dan uang pembinaan dari Fakultas Seni Media Rekam kepada film-film terapresiasi.